Kamis, 25 November 2010

Kebijakan yang Belum Tentu Bijak

Kenapa setiap keputusan atau ketetapan pemerintah disebut dengan kebijakan? Apakah hasil yang telah mereka rembukan berbulan-bulan adalah sebuah keputusan yang bijak untuk rakyat? Bahkan ketika proses pembuatan kebijakan itu sendiri, tidak jarang dari mereka yang tertidur pulas di atas kursi empuk. Entah latar belakang apa yang menidurkan mereka di sana, kerjaan yang membuatnya begitu lelah kah atau tidak pentingnya tema yang dibahas dan meninabobokan mereka?

Roti Bakar Ala Kos

Bosan roti tawar yang biasa-biasa aja? Mau buat roti bakar, tapi gak punya alatnya. Don't worry be jeki (gak nyambung), ada resep kos lagi nih buat bikin roti bakar dengan alat seadanya. Cekidot!

Selasa, 23 November 2010

Tak Ada Orang

Kenapa mereka bisa percaya? Apa istimewanya aku? Apa kelebihanku? Mereka terus berkata, "aku percaya! kamu pasti bisa!". Apa yang mereka lihat dari aku? Apa yang mereka tahu? Apa yang mereka mengerti tentang aku? Aku yang paling paham atas tubuh dan jiwaku. Dan yang mereka lihat, hanya permukaan yang indah. Seperti laut yang memancarkan birunya. Aku berharap satu orang saja berkata "tidak".

Semua sudah kurencanakan. Bahkan kemana besok aku melangkah, sudah tertata rapi dalam catatan. Tapi kenapa jalan menjadi kelok? Ingin aku menjadi tuli dan tak peduli dengan mereka. Berpaling muka dan berlari jauh dari mereka. Aku berharap bisa egois.

Demi Tuhan, aku ingin egois! Tapi aku gak bisa. Aku gak bisa membiarkan ruang itu kosong tak berpenghuni. Aku gak bisa mempertaruhkan nama angkatanku dari orang terdahulu. Angkatan tak berpemimpin! Angkatan pengecut! Dan yang lebih aku sayang, aku gak bisa membiarkan temanku sendiri menjadi tumbal di atas podium.

Aku hanya berharap, Tuhan sedang berteka-teki saat ini. Dan Tuhan memilih dia untuk takdir-Nya.

Minggu, 21 November 2010

Kroket Mie Ala Kos

Bahan-bahan yang dibutuhkan
  • 1 bungkus mie instant
  • 1 butir telur
  • 1 liter air
  • 3 sendok makan tepung terigu
  • 1/4 sdt garam
  • minyak
  • saus sambal atau lombok rawit
Cara membuat
  1. rebus mie instant dalam air mendidih sampai mie menjadi mekar, kemudian tiriskan. (note: bumbu dipisah).
  2. kocok telur hingga kuning dan putihnya tercampur. taburi tepung sedikit demi sedikit agar tidak menggumpal sambil terus dikocok. taburi garam sedikit.
  3. masukkan rebusan mie ke dalam kocokan telur. aduk sampai merata.
  4. masukkan bumbu mie ke dalam adonan, lalu aduk sampai merata.
  5. panaskan minyak dalam wajan atau teplon.
  6. goreng adonan membentuk melingkar (seperti menggoreng telur biasa) sampai adonan menjadi coklat kekuningan.
  7. angkat dan tiriskan.
  8. potong koroket menjadi 6 atau sesuai selera dan hidangkan bersama saus sambal atau lombok rawit.
 Kroket mie ala kos siap disantap. Selamat mencoba, selamat menikmati, selamat berproses
(note: bahan-bahan dapat disesuaikan dengan selera)

Aku Mencintaimu Sedari Dulu

"Aku suka kamu, karena bla bla bla bla..."
Begitulah awal hubungan dimulai dan kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kasih. Penembakan merupakan awal pernyataan terhadap orang yang kita sukai dan sebagai penentu apakah cinta kita akan ditolak atau diterima. Setelah keduanya saling suka dan sepakat, maka terbentuklah status baru yang disebut pacar. Atau bisa saja sebaliknya jika pernyataan kita ditolak. Hubungan pun berlanjut hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan. Saling sms, saling telepon, saling wall-wall'an, saling bertemu dan bermesraan. Bahkan sering di antara kita dan pacar punya kode tersendiri untuk sebuah nama panggilan.

Sabtu, 20 November 2010

Wedang Jahe Ala Kos


Bahan yang disiapkan
  • Jahe 2 bonggol
  • Air 1 liter
  • Gula merah 1/4
Isi
  • Agar-agar
  • Roti tawar 3 lembar
Cara membuat
  1. Jahe digeprek (dipukul-pukul) sampai sedikit hancur. Hal ini memudahkan keluarnya sari-sari jahe. Ingat, jangan sampai halus!
  2. Rebus jahe yang sudah hancur ke dalam air 1 liter
  3. Campur gula merah ke dalam rebusan jahe
  4. Aduk air sampai mendidih dan bahan telah tercampur semua
  5. Potong dadu agar-agar dan roti tawar
  6. Tuangkan air jahe ke dalam mangkok
  7. Taburi agar-agar dan roti tawar yang telah dipotong dadu
  8. Bisa ditambahkan susu kental manis

Bagus buat pelega tenggorokan (yaaa sebagai pengganti obat batuk). Cocok untuk malam atau musim hujan.
Selamat mencoba, selamat menikmati...

Jumat, 19 November 2010

Relawan pun Rindu Kampung Halaman

Sore ini di salah satu daerah wisata kota Jogja. sebuah objek wisata yang mengingatkan kita akan sejarah kota pelajar ini. Ya, dialah Monumen Jogja Kembali atau akrab disebut Monjali. Sejak Merapi meletus pada tanggal 4 November 2010, Monjali berubah fungsi untuk sementara menjadi dapur umum TNI. Di mana biasanya tempat ini penuh dengan para wisatawan dan pedagang, kini barat Monjali dipenuhi para relawan dan bahan makanan. Tak ada lagi mobil atau motor yang parkir rapi di sana. Semua diganti dengan truk-truk milik angkatan bersenjata. Bahkan bukan lagi ibu-ibu rumah tangga saja yang ikut mengupas sayur, meracik bumbu, atau membungkus nasi melainkan pria-pria bertubuh padat ini pun turut mencampurinya.

Rabu, 17 November 2010

Materai 6000

Tiba-tiba saja malam ini mengantarku untuk berpikir sejenak, tentang hukum dan salah satu atributnya. Ya, dialah materai 6000. Secuil kertas yang seringkali merekat pada lembar pengesahan. Benda sebesar perangko ini sungguh sakti mandraguna! Bayangkan, jika suatu surat bertempelkan materai 6000, maka surat tersebut dinyatakan sah dalam hukum! Kalau dipikir-pikir, materai 6000 ini dijual dengan harga Rp 7.000. Cukup murah, bahkan sangat murah untuk sebuah hukum.

Selasa, 02 November 2010

Bukan Sulap, Mungkin Sihir

Anda tentu pernah dengar tentang seorang bocah yang mendapatkan anak petir (baca: batu) dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit apapun. Ya, dialah Ponari. Semenjak kejadian aneh yang menimpanya, dia dikenal sebagai dukun cilik sakti yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit hanya dengan sebuah batu ajaib. Ini bukanlah kisah pertama tentang kekuatan supranatural yang dimiliki oleh sebagian orang saja. Kabar terbaru terkait aktivitas Gunung Merapi juga membawa cerita tersendiri tentang sebuah mitos. Warga Desa Tlogolele, Selo yang bermukim di kawasan lereng Merapi lebih percaya dengan wangsit Mbah Petruk sebagai penjaga Merapi daripada prediksi seismograf, sebuah alat pengukur gempa yang digunakan oleh Pemerintah.[1] Meski pemerintah telah mengeluarkan status pada Merapi menjadi siaga dan aktivitas Merapi yang meningkat, hal tersebut tidak merubah keyakinan warga di sekitar lereng Merapi. Seperti yang saya kutip pada Koran Solopos edisi Senin, 18 Oktober 2010, halaman 1, “Salah seorang warga Stabelan, Parto Pawiro, 65, menuturkan warga Stabelan akan mengungsi jika sudah ada ‘perintah’ dari Mbah Petruk, sesepuh yang diyakini warga sebagai penunggu Merapi.”[2]