Minggu, 09 Oktober 2011

Kopi Tidak Selalu 'Hitam'


Ketika mendengar ‘kopi’, maka gambaran secangkir air berwarna hitam, harum, pekat, panas, dan pahit-pahit manislah yang akan muncul lebih dulu. Minuman yang berasal dari Ethiopia ini sudah menemani penduduk dunia lebih dari 3000 tahun[1]. Di Indonesia sendiri kopi sudah tumbuh pesat pada masa kolonial Belanda.
Kopi yang sudah banyak menjadi teman sejati dedline, memang lebih cenderung hidup di malam hari—meski tidak jarang kopi menjadi pembuka pagi sebelum beraktifitas. Kopi menjaga manusia dari rasa kantuk—sebagaimana fungsi kafein di dalamnya. Kopi yang kemudian berbeda dari peraturan alam manusia—siang bekerja, malam istirahat—membuat komunitasnya sendiri. Kopi menjelma tamu agung yang sengaja dipesan guna mencairkan hati yang dingin, lidah yang kelu, dan suasana yang asing.

Senin, 08 Agustus 2011

Seorang Imam yang Aku Cari


Aku hanya ingin seorang imam yang bisa memimpin keluarganya shalat. Aku hanya ingin seorang imam yang bisa membantuku membesarkan anak yang shaleh. Aku hanya ingin seorang imam yang menjadikan aku wanita sholehah. Aku hanya ingin seorang imam yang menuntun keluarganya ke surga. Aku hanya ingin seorang imam yang menyermpurnakan imanku. Terlalu berlebihkah permintaanku ini, Tuhan?

Mungkin memang salah jika aku menggunakan kata “hanya”, karena aku banyak meminta dari laki-laki itu. Namun apakah aku sendiri bisa menjadi perempuan yang dia inginkan? Apakah aku pantas meminta lebih atas kekuranganku?

Minggu, 07 Agustus 2011

Semua Benar dengan Sudutnya Masing-Masing


Aku rasa dunia ini memang sudah renta. Pandangan mulai redup, ingatan mulai pikun, dan kulit yang mengeriput. Bagaimana mungkin seorang manusia lantas lupa darimana dia berasal? Bukankah mereka telah bersaksi kepada Tuhannya dan dibiarkan hidup? Atau mereka yang terlalu polos dan tidak mengetahui beratnya sebuah saksi? Ya, bisa saja. Dan itulah aku yang telah bersaksi sampai sekarang.

Selasa, 02 Agustus 2011

Kenapa Aku Percaya Tuhan?

Salah satu tokoh sosiologi yang masih memberi pengaruh besar pada dunia saat ini pernah berkata, “Agama itu ciptaan manusia, dan Tuhan adalah hasil imajinasi yang sempurna." Begitu kira-kira Max Weber berfilosofi[1]. Lantas ketika Tuhan adalah "ciptaan" manusia, siapa yang menciptakan manusia?

Minggu, 03 Juli 2011

Main Api (Awas Kebakaran)

Hati itu bagian hidup yang paling sulit ditebak. Penyanyi dangdut pun bilang, "sedalam-dalamnya lautan india, lebih dalam perasaan cinta." bisa bayangin gak tuh gimana dalamnya. Wah, emang aku akui paling ribet bicara soal hati dan cinta. (preeeett....). Oke, intinya adalah aku dilema!

Jadi dalam ruang hati (atau masih sampai otak, tapi benar-benar bikin mumet dan was-was) kali ini, ada tiga (atau empat) pria yang buat aku berbunga-bunga. (Bukan maksud pamer atau sok laku atau apalah, tapi mungkin ini faktor aku yang gampang geer kali ya? Bodo'). Empat cowok itu ialah mantanku sebut saja JK, teman organisasi sebut saja AN, teman kakakku sebut saja DM, dan yang terakhir tetangga organisasi sebut saja HH.

Baiklah, cerita dimulai ketika.....

Sabtu, 25 Juni 2011

Tolong Sampaikan

aku bermimpi tentang seorang pria yang tak lama ku kenal. tidak banyak yang aku tahu tentangnya, namun aku menyukainya. dulu. sekarang? mungkin. aku hanya mengingkari hati. aku tahu pasti tentang perasaan ini, tapi aku tak ingin memastikannya. aku hanya takut jatuh cinta lagi padanya. tidak salah memang. hanya saja, aku menghormati perempuan lain yang telah bersamanya. yang telah menjadi kekasih hatinya.

Rabu, 11 Mei 2011

Lima Belas Menit

            “Permisi, Pak. Maaf telat.”
            “Kamu lagi! Ini sudah jam berapa?”
            “Maaf, Pak. Tadi habis ngantar sepupu ke bandara.”
            “Banyak alasan! Keluar!”
            
Beginilah tradisi baruku di hari Selasa. Aku memang menunggu pagi, karena saat itu Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup. Tapi hari ini aku merasa pagi tidak lagi jadi sahabat. Terlalu berat jam tujuh menuntutku sudah terjaga, karena aku harus masuk tidak lebih dari lima belas menit. Jika lewat, ya seperti tadi. Aku harus keluar dan menunggu jam berikutnya. Padahal aku bayar penuh uang kuliah untuk semua waktu.

Selasa, 03 Mei 2011

Diamlah!

"Aku benci ketika harus bercerita dan mereka berkomentar seakan mereka tahu segalanya. Belum lagi teori omong kosong yang tak masuk akal membuatku kian muak untuk terbuka. Apa sih yang mereka cari? Bukankah status fb temannya sudah habis dia buat mati gaya dengan segala komentar gak penting. Masih kurangkah? Atau dia perlu banyak kata untuk mendiskripsikan dirinya? Atau ini adalah cara untuk selalu dikenang?"

Teman menjadi barang langka bagi Mika. Dia lebih suka berdiam dan menafsirkan segalanya dalam pikiran. Tak ada yang tahu apa isi kepala anak aneh itu, begitu teman sekalas memanggilnya.

Senin, 04 April 2011

Di Mana Kutemukan Ikhlas?

Untuk kesekian kalinya, malam menjadi kawan yang setia. Kesekian kalinya, malam mendengar aku menangis. Dan sekian kalinya itu karena kamu.

Senin, 28 Maret 2011

Pacar dan Pernikahan

"Yah, udah maem belum?"
"Bu, dikontrol ya organisasinya. Jangan sampai capek."

Menururt kalian, siapa yang menjadi objek perbincangan di atas? Sepasang kekasihkah atau suami istri? Tampak samar bukan?

Sabtu, 19 Maret 2011

Mampir Dulu Mas

KRITERIA: 17+ 
LOKASI: Sarkem

PROLOG
Ketika hangat menjadi komersil. Ketika malam menjadi peluang. Inilah kisah di antara remang penasaran

Jumat, 18 Maret 2011

Aku Percaya, Tidak Ada yang Kebetulan di Dunia Ini

Aku menyukai malam, karena ketika itu Tuhan mengirim banyak rahasia. Satu per satu tentangmu mulai terbaca. Tentang apa saja yang aku tidak ketahui. Tentang apa saja yang selama ini kamu sembunyikan. Rasanya seperti bermain petak umpet. Lari, terengah-engah, dan berhenti.

Aku tidak tahu apa rencana Tuhan untukku padamu. Aku hanya tahu Tuhan coba memberikan aku jawaban atas teka-teki yang kamu buat. Aku pun mulai paham pada simbol-simbol yang kamu tunjukkan. Bahkan pada kata-katamu dan mereka. Semua utuh. Terangkai. Saling menyatu.

Silahkan menikmati pelayanan detektif ini!

Kamis, 17 Maret 2011

Brino (dudu) Lanang

Hari ini salah satu teman kami, sebut saja dia Montana, sedang berduka. Eyang tercintanya baru saja berpamitan pergi menghadap Tuhan (pantas saja perawakan besarnya tidak tampak hari itu di Hima). Sebagai kawan yang penuh cinta dan kasih (cukup diragukan), saya, Kuncoro, Sasy, Yuni, dan Brino pun pergi berkunjung ke rumahnya.

Minggu, 13 Maret 2011

Bergedel Tahu

Mau makan enak, tapi cuma ada tahu. Buat tahu goreng udang biasa banget. Bingung? Coba deh resep satu ini, praktis dan mudah!

Senin, 07 Februari 2011

Dia Bernama Utari

Ternyata begini ya rasanya jadi guru. Sungguh melelahkan dan perlu hati seluas stadion Gelora Bung Karno. Sembari jalan-jalan di Desa Celuk, aku menemukan kumpulan anak kecil sedang belajar di pendopo. Kaki ini pun tertarik untuk mendekatinya. Ternyata kumpulan bocah lucu itu adalah PAUD. Mereka sedang belajar menulis angka 4 dan 5.

Minggu, 06 Februari 2011

Tak Ada Gayung, Tong Sampah pun Jadi

Setelah hampir membunuh anak-anak dengan gas beracun (Hahaha, saya bangga sekali bisa buat genk populer sesak napas dengan kentut naujubile!), pagi-pagi bokong ini mendapat sinyal untuk berproduksi. Ya tepat sekali seperti yang anda pikirkan, bubur coklat ih wow! Namun sayang WC kamar kami tidak mendukung, air closetnya mati. So, mana mungkin boker di jamban itu. Bakal ngapung seumur hidup tuh tai!. Tapi bagaimana pun juga, isi perut ini harus keluar.

Gagap Inggris

Tujuan berikut adalah pertunjukan Kecak, sebuah tari yang mengkronologikan cerita Rama dan Sita. Wow, aku suka tari! Apalagi tari Bali dengan mata beloknya yang lihai melirik. Cantik! Sebelumnya aku sedikit belajar tari Bali dengan anak kecil di Desa Panglipuran. Padahal baru gerakan awal dan itupun hanya secuil goyang, tapi capeknya benar oke banget! Ngos-ngosan!

Sabtu, 05 Februari 2011

Gas Beracun

Sampai juga di penginapan. Sungguh sangat kangen merebahkan badan di atas ranjang. Aku mendapatkan teman sekamar dengan Dian, Brino, Eni Excelent, dan Ninda. Yaa, agak sedikit aneh memang karena teman-teman sekamar bukan pilihan kami melainkan panitia. Tak apa, toh kita juga tetap merasa nyaman. Panitia pun menjelaskan bahwa susunan orang tersebut hanya formalitas saja, diperkenankan bagi yang merasa kesempitan atau tidak cocok untuk pindah kamar, asalkan masih satu spesies atau sejenis kelamin.

Kami berlima pun menyulap kamar yang sempit agar dapat menampung lima bagong gede (kecuali Ninda). Dua kasur yang terpisah, dipepet menjadi satu dan koper2 diatur rapi. Dalam hitungan menit selesai sudah desain interior baru kamar 207. Anak-anak dari kamar lain, khususnya genk populer sering bertengger di kamar kami, dan di sinilah tragedi mematikan terjadi.

Jet Coaster Ala Bebek 4 Tak

Hari pertama menapakkan kaki di Pulau Dewata. Bali mameeen!!! Haha, serasa turis asing gitu. Kunjungan ke Bali ini merupakan program kuliah kerja lapangan (KKL), dan objek pertama kita adalah Desa Pegayaman yang merupakan desa Islam di Bali. Kurang lebih satu jam dari penyeberangan Gilimanuk menuju desa tersebut, dan sampailah juga di objek yang pertama.

Eh ternyata ini baru pintu gerbangnya saja, dan untuk mencapai tempat penyambutan harus menggunakan ojek karena jarak tempuh sekitar 5km. Untuk menghemat biaya, satu ojek ditumpangi dua orang, dan aku duet dengan Yuni. Bisa banyangin kan bagaimana sempitnya jok dan tersiksanya ban motor ditimpa tiga bokong super bohai?!

Minggu, 30 Januari 2011

Dunia dalam Jurnalis

Setiap saat dunia mengalami perubahan, baik fisik maupun sosial. Perubahan-perubahan tersebut tentu menyimpan tanya masyarakat, seperti mengapa, siapa, kapan, bagaimana, dan lainnya. Adanya fenomena ini, maka muncullah pemikiran manusia untuk menciptakan suatu sarana yang dapat diterima khalayak ramai untuk mempermudah jalur distribusi berita. Hal inilah yang kemudian disebut dengan jurnalis.

Sabtu, 08 Januari 2011

Bule Masuk Timnas

Multikultur adalah suatu nilai yang pasti dalam hidup. Tidak ada manusia yang sama persis, bahkan ketika mereka ditakdirkan terlahir kembar. Sama halnya dengan masyarakat, mereka diciptakan dari individu yang berbeda yang membuat mereka menjadi heterogen. Di sinilah sebuah tantangan terjadi. Perbedaan suku, ras, agama, golongan, latar belakang, kepentingan, kelas, dan lainnya ditempatkan pada satu ruang yang sama. Bagaimana keberagaman ini membaur dan terintegarasi tanpa rasa cemburu. Sebuah pertanyaan yang coba dijawab oleh zaman.

Jumat, 07 Januari 2011

Di'petakumpet'i Playstation

[1]Cublak-cublak suweng
Suwenge teng gelenter
Mambu ke tundung gudel
Pak Gempong lera-lere
Soyo ngguyu delek ake
Sir...sir pong dele gosong
Sir...sir pong dele gosong
            Batu diputar seiring lagu berjalan. Kemudian setelah sampai pada lirik “sir..sir...”, semua tangan digenggam lalu diputar-putar. Pemain yang ‘jadi’ harus menebak di tangan siapa batu tersebut berada.  Ini merupakan lirik lagu permainan tradisional yang berasal dari Pulau Jawa. Permainan ini merupakan permainan Pak Gempong menemukan anting (suweng) yang disembunyikan orang lain[2].