Minggu, 07 Agustus 2011

Semua Benar dengan Sudutnya Masing-Masing


Aku rasa dunia ini memang sudah renta. Pandangan mulai redup, ingatan mulai pikun, dan kulit yang mengeriput. Bagaimana mungkin seorang manusia lantas lupa darimana dia berasal? Bukankah mereka telah bersaksi kepada Tuhannya dan dibiarkan hidup? Atau mereka yang terlalu polos dan tidak mengetahui beratnya sebuah saksi? Ya, bisa saja. Dan itulah aku yang telah bersaksi sampai sekarang.

Aku hanya tidak tahu bagaimana cara menebus penghianatanku. Aku terlalu munafik untuk menyampaikan ajaran-Mu. Aku hanyalah orang awam yang penasaran pada-Mu. Aku ingin memberi tahu apa yang aku yakini.

Ini bukan masalah pertama ketika agama dianggap sensitif dan egois pada sekelompok orang. Lalu mereka disebut fanatik pada apa yang mereka yakini. Lantas semua berantipati meski mereka tahu suatu kebenaran. Ini tentang bagian hidup. Tentang apa yang aku ikuti, dan apa yang aku yakini. Ini tentang skandal “pelecehan seni”.

Aku memang tidak berada di tempat, tapi aku memiliki indera di sana. Aku bisa melihat riuhnya orang-orang yang merasa dirugikan. Panji-panji ideologi yang saling merasa benar. Pembelaan dan tudingan!  Tapi maaf jika aku tak sejalan. Bukan aku tidak setia, aku hanya tidak ingin ingkar.

Ketika kalian membela seni yang telah dilecehkan, apakah kalian pernah tanyakan pada mereka alasannya? Atas nama multikultur, kalian berkilah ini adalah seni, Ini hanyalah ekspresi jiwa. Multikultur apa? Jiwa siapa? Beri aku dua agama yang mengizinkan umatnya mengumbar tubuh! Lalu bagaimana ketika agama dilecehkan oleh seni, apakah kalian juga akan marah? Ketika Jack melukis tubuh Rose yang telanjang dan dianggap seni. Ketika gaun malam yang gemerlap dengan punggung terbuka dan dada setengah terbelah dianggap seni. Ketika adegan ciuman dianggap seni. Bukankah saat itu seni melecehkan agama? Tapi siapa yang membela? Hanya segelintir saja, dan itupun bukan aku. Aku masih diam dengan kebodohan.

Jika seni adalah ungkapan jiwa, maka agama adalah kebutuhan jiwa. Jika seni itu dianggap bebas, maka agama lebih dari bebas. Karena agama adalah bagian dari manusia itu sendiri. Karena agama adalah kepercayaan. Agama memang membatasi segalanya, karena agama punya aturan. Agama punya surga dan neraka untuk dipilih. Semua itu telah ditetapkan oleh Tuhan.

Jika kemudian ada yang berkata ini bukan tentang SARA, lalu ini tentang apa? Apakah dunia telah benar-benar sekuler? Apakah agama harus benar-benar dipisahkan dari segala macam urusan? Dunia ini sudah cukup buta, jangan ditambah dengan manusianya. Siapa lagi yang akan memimpin bumi kalau bukan manusia?

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 11-13)
Mereka hanya minta dihargai. Mereka hanya minta 1 bulan dari 1 tahun yang telah kalian pakai berekspresi. Apakah itu terlalu egois? Bukankah seni itu kreatif? Moment apapun tentu bisa menjadi sebuah seni.

Akupun juga tidak suka dengan cara mereka memperlakukan seni. Aksi balik badan bukanlah suatu yang etis. Itu menyakitkan. Toh, mereka semua sudah dewasa. Sudah mampu masuk perguruan tinggi. Sudah punya KTP. Sudah menstruasi dan mimpi basah. Sudal lulus UAS mata pelajaran agama. Tentu mereka sudah bisa membedakan mana baik dan tidak. Tanpa komando pun, mereka akan memalingkan pandangan jika dirasa itu tidak baik untuknya. Lalu kenapa masih harus disetir? Jika seperti itu, kalian masih tidak percaya pada pilihan mereka.

Mungkin ini juga tentang sosialisasi. Tahun ini tidak ada lagi BEM Universitas yang membawahi kegiatan ospek. Semua dilakukan mandiri oleh fakultas. Sementara acara display UKM adalah pada saat ospek universitas. Setidaknya, orang-orang yang mengurus ospek harus berkoordinasi dahulu dengan pihak FK UKM. Dari sana mereka bisa memberi batasan-batasan, konsep, ataupun tema yang mau diusung pada ospek universitas. Ingat sekali lagi, OSPEK UNIVERSITAS! Jadi jangan bawa panji-panji fakultas kalian di sini.

Aku percaya semua ini hanya kesalahpahaman dan ketidaktahuan saja. Kembali lagi bahwa semua agama itu sama. Mereka mengajarkan kebaikan. Hanya saja caranya yang berbeda. Seni itu keindahan, dan indah adalah salah satu nama Tuhan. Berkesenianlah untuk Tuhan. Berkesenianlah sebagai ibadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar