Aku
rasa dunia ini memang sudah renta. Pandangan mulai redup, ingatan mulai pikun,
dan kulit yang mengeriput. Bagaimana mungkin seorang manusia lantas lupa
darimana dia berasal? Bukankah mereka telah bersaksi kepada Tuhannya dan
dibiarkan hidup? Atau mereka yang terlalu polos dan tidak mengetahui beratnya
sebuah saksi? Ya, bisa saja. Dan itulah aku yang telah bersaksi sampai
sekarang.
Aku
hanya tidak tahu bagaimana cara menebus penghianatanku. Aku terlalu munafik
untuk menyampaikan ajaran-Mu. Aku hanyalah orang awam yang penasaran pada-Mu.
Aku ingin memberi tahu apa yang aku yakini.
Ini
bukan masalah pertama ketika agama dianggap sensitif dan egois pada sekelompok
orang. Lalu mereka disebut fanatik pada apa yang mereka yakini. Lantas semua
berantipati meski mereka tahu suatu kebenaran. Ini tentang bagian hidup.
Tentang apa yang aku ikuti, dan apa yang aku yakini. Ini tentang skandal “pelecehan
seni”.
Aku
memang tidak berada di tempat, tapi aku memiliki indera di sana. Aku bisa
melihat riuhnya orang-orang yang merasa dirugikan. Panji-panji ideologi yang
saling merasa benar. Pembelaan dan tudingan!
Tapi maaf jika aku tak sejalan. Bukan aku tidak setia, aku hanya tidak
ingin ingkar.
Ketika
kalian membela seni yang telah dilecehkan, apakah kalian pernah tanyakan pada
mereka alasannya? Atas nama multikultur, kalian berkilah ini adalah seni, Ini
hanyalah ekspresi jiwa. Multikultur apa? Jiwa siapa? Beri aku dua agama yang
mengizinkan umatnya mengumbar tubuh! Lalu bagaimana ketika agama dilecehkan oleh
seni, apakah kalian juga akan marah? Ketika Jack melukis tubuh Rose yang
telanjang dan dianggap seni. Ketika gaun malam yang gemerlap dengan punggung
terbuka dan dada setengah terbelah dianggap seni. Ketika adegan ciuman dianggap
seni. Bukankah saat itu seni melecehkan agama? Tapi siapa yang membela? Hanya
segelintir saja, dan itupun bukan aku. Aku masih diam dengan kebodohan.
Jika
seni adalah ungkapan jiwa, maka agama adalah kebutuhan jiwa. Jika seni itu
dianggap bebas, maka agama lebih dari bebas. Karena agama adalah bagian dari
manusia itu sendiri. Karena agama adalah kepercayaan. Agama memang membatasi
segalanya, karena agama punya aturan. Agama punya surga dan neraka untuk
dipilih. Semua itu telah ditetapkan oleh Tuhan.
Jika
kemudian ada yang berkata ini bukan tentang SARA, lalu ini tentang apa? Apakah
dunia telah benar-benar sekuler? Apakah agama harus benar-benar dipisahkan dari
segala macam urusan? Dunia ini sudah cukup buta, jangan ditambah dengan
manusianya. Siapa lagi yang akan memimpin bumi kalau bukan manusia?
Dan apabila dikatakan kepada
mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya
kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah
yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Dan apabila dikatakan
kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka
menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu
beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal,
tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 11-13)
Mereka
hanya minta dihargai. Mereka hanya minta 1 bulan dari 1 tahun yang telah kalian
pakai berekspresi. Apakah itu terlalu egois? Bukankah seni itu kreatif? Moment
apapun tentu bisa menjadi sebuah seni.
Akupun
juga tidak suka dengan cara mereka memperlakukan seni. Aksi balik badan
bukanlah suatu yang etis. Itu menyakitkan. Toh, mereka semua sudah dewasa. Sudah
mampu masuk perguruan tinggi. Sudah punya KTP. Sudah menstruasi dan mimpi
basah. Sudal lulus UAS mata pelajaran agama. Tentu mereka sudah bisa membedakan
mana baik dan tidak. Tanpa komando pun, mereka akan memalingkan pandangan jika
dirasa itu tidak baik untuknya. Lalu kenapa masih harus disetir? Jika seperti
itu, kalian masih tidak percaya pada pilihan mereka.
Mungkin
ini juga tentang sosialisasi. Tahun ini tidak ada lagi BEM Universitas yang
membawahi kegiatan ospek. Semua dilakukan mandiri oleh fakultas. Sementara acara
display UKM adalah pada saat ospek universitas. Setidaknya, orang-orang yang
mengurus ospek harus berkoordinasi dahulu dengan pihak FK UKM. Dari sana mereka
bisa memberi batasan-batasan, konsep, ataupun tema yang mau diusung pada ospek
universitas. Ingat sekali lagi, OSPEK UNIVERSITAS! Jadi jangan bawa panji-panji
fakultas kalian di sini.
Aku
percaya semua ini hanya kesalahpahaman dan ketidaktahuan saja. Kembali lagi
bahwa semua agama itu sama. Mereka mengajarkan kebaikan. Hanya saja caranya
yang berbeda. Seni itu keindahan, dan indah adalah salah satu nama Tuhan. Berkesenianlah
untuk Tuhan. Berkesenianlah sebagai ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar