Senin, 04 April 2011

Di Mana Kutemukan Ikhlas?

Untuk kesekian kalinya, malam menjadi kawan yang setia. Kesekian kalinya, malam mendengar aku menangis. Dan sekian kalinya itu karena kamu.


Aku tahu aku tidak akan bisa terus sembunyi. Aku tahu itu semua nyata, dan aku hidup di dalamnya. Aku tahu itu akan sakit. Tapi sekali lagi, aku tidak ingin lari.
"Manusia diciptakan hidup berpasangan. Semoga sakinah, mawadah, dan  waromah. Selamat berbahagia." begitulah isi smsku padanya. Terdengar palsu ya? Aku hanya ingin meyakinkan bahwa aku telah mengetahui rahasia itu dan aku "baik-baik" saja. Suatu hal yang paling berat adalah ketika kamu harus mengucapkan selamat berbahagia, padahal itu akan menyakitkanmu. Tapi itulah cinta, tidak pernah peduli.

Berulang kali ku hela nafas yang dalam, hingga dada tak lagi sesak. Kemudian perlahan, angin itu membelai lembut dua lubang hidungku dan menyatu pada dingin. Sedikit hangat, tapi tetap saja kaku. Hati tidak akan bisa berbohong, dan malam itu semakin beku. Entah darimana gigil yang tiba-tiba menyerang. Begitu menusuk!

Dan lagi-lagi aku akan bermunafik, ikhlas. Karena puncak sebuah cinta adalah ikhlas. Pertanyaannya adalah bagaimana aku bisa menemukan ikhlas??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar