"Aku benci ketika harus bercerita dan mereka berkomentar seakan
mereka tahu segalanya. Belum lagi teori omong kosong yang tak masuk
akal membuatku kian muak untuk terbuka. Apa sih yang mereka cari?
Bukankah status fb temannya sudah habis dia buat mati gaya dengan
segala komentar gak penting. Masih kurangkah? Atau dia perlu banyak
kata untuk mendiskripsikan dirinya? Atau ini adalah cara untuk selalu
dikenang?"
Teman menjadi barang langka bagi Mika. Dia lebih suka berdiam dan
menafsirkan segalanya dalam pikiran. Tak ada yang tahu apa isi kepala
anak aneh itu, begitu teman sekalas memanggilnya.
......
Mika adalah anak tunggal. Dia tinggal dengan kedua orang tuanya di
sebuah kompleks perumahan elit. Ayahnya seorang pejabat negara, dan
ibunya hanyalah seorang wanita tak berdaya di atas kursi roda. Hidup
tidak ada yang sempurna, begitu juga Mika.
Setahun
yang lalu, ibu Mika mengalami kecalakaan. Bukan kecelakaan hebat
seperti yang kalian pikirkan. Peristiwa ini terjadi dalam kamar mandi
hotel bintang 5 tempat ayah Mika menginap karena tugas. Entah lantai
yang licin, sandal yang tipis, kurang hati-hati, atau mungkin doa
rakyat (karena ayah Mika bukanlah pejabat yang bersih, begitu media
mengatakannya), ibu Mika terpeleset dan mengakibatkan tulang ekornya
patah. Dokter pun memvonisnya lumpuh seumur hidup.
Tidak
hanya itu, kesempurnaan Mika kian tertepis oleh keadaan yang lain.
Lumpuhnya ibu Mika berakibat pula pada kegiatan biologis mereka. Tak
jarang Mika menjadi korban kenikmatan ayah kandungnya. Pada suatu
malam, Mika tengah terbangun karena lapar. Dan mie instant menjawab
keluhan perutnya. Saat panci mulai memanas dan mie terlihat mengembang,
ayah Mika mendekap dari belakang. Mika terkejut. Setahunya dapur ini
kosong, dan ayah Mika masih di luar kota.
"Ayah, kapan pulang?"
"Kapan pulang? Ayah tidak pergi."
"Tapi kata Ibu, Ayah pergi ke luar kota."
"Wanita tua! Pasti dia sedang mengigau bersama kursi rodanya."
"Ayah sedang apa di sini?"
"Ayah
hanya tersadar kamu sudah dewasa dan sungguh cantik." Bokong anak SMA
memang selalu aduhai. Apalagi jika dirawat dengan baik. Wajarlah jika
ayah Mika tergoda meremasnya.
"Ayah!"
"Sudahlah, kau tak usah berlagak lugu. Kamu pikir dulu yang mandiin kamu waktu kecil itu siapa?"
"Ayah, hentikan!"
"Tenanglah sedikit gadis manis. Ayah hanya ingin memanjakanmu."
"Sadar, Ayah. Sadar! Ingat Tuhan!"
"Kau yang seharusnya ingat Tuhan! Anak yang baik harus berbakti pada orangtuanya! Turuti apa kata Ayah! Diamlah!"
Mika tak bisa berkutik. Bahkan suaranya tertahan di kerongkongan.
Entah apa yang membuatnya bisu. Mika hanya takut semua jadi tahu, semua
jadi kacau, dan malu. Mika hanya tak habis pikir kenapa Tuhan
menciptakan iblis jika hanya mendustakan-Nya. Lalu kepada siapa Tuhan
menitipkan rahasia? Tak ada yang bisa dipercaya.
"Lelaki
itu yang dulu mensetubuhi ibuku. Hingga aku ada, dan disetubuhinya.
Anjing! Sungguh nikmat! Dan aku tahu kenapa Ayah mensetubuhiku malam
itu. Aku rindu getaran yang menggelikan selangkanganku, begitu juga
Ayahku. Dan wanita tua itu telah busuk bersama kursi rodanya! Tak
berguna. Dan aku menjalankan perintah-Mu, Tuhan. Aku berbakti pada
keduanya. Kugantikan tugas Ibu untuk puaskan Ayah. Salahkah aku?"
......
"Dan aku tidak butuh orang-orang sok tahu! Karena Tuhan terlalu pandai dalam berskenario."
Begitulah Mika bercerita di akhir catatannya, bersama penyakit kelamin yang dibawa dalam kubur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar