Senin, 07 Februari 2011

Dia Bernama Utari

Ternyata begini ya rasanya jadi guru. Sungguh melelahkan dan perlu hati seluas stadion Gelora Bung Karno. Sembari jalan-jalan di Desa Celuk, aku menemukan kumpulan anak kecil sedang belajar di pendopo. Kaki ini pun tertarik untuk mendekatinya. Ternyata kumpulan bocah lucu itu adalah PAUD. Mereka sedang belajar menulis angka 4 dan 5.

Minggu, 06 Februari 2011

Tak Ada Gayung, Tong Sampah pun Jadi

Setelah hampir membunuh anak-anak dengan gas beracun (Hahaha, saya bangga sekali bisa buat genk populer sesak napas dengan kentut naujubile!), pagi-pagi bokong ini mendapat sinyal untuk berproduksi. Ya tepat sekali seperti yang anda pikirkan, bubur coklat ih wow! Namun sayang WC kamar kami tidak mendukung, air closetnya mati. So, mana mungkin boker di jamban itu. Bakal ngapung seumur hidup tuh tai!. Tapi bagaimana pun juga, isi perut ini harus keluar.

Gagap Inggris

Tujuan berikut adalah pertunjukan Kecak, sebuah tari yang mengkronologikan cerita Rama dan Sita. Wow, aku suka tari! Apalagi tari Bali dengan mata beloknya yang lihai melirik. Cantik! Sebelumnya aku sedikit belajar tari Bali dengan anak kecil di Desa Panglipuran. Padahal baru gerakan awal dan itupun hanya secuil goyang, tapi capeknya benar oke banget! Ngos-ngosan!

Sabtu, 05 Februari 2011

Gas Beracun

Sampai juga di penginapan. Sungguh sangat kangen merebahkan badan di atas ranjang. Aku mendapatkan teman sekamar dengan Dian, Brino, Eni Excelent, dan Ninda. Yaa, agak sedikit aneh memang karena teman-teman sekamar bukan pilihan kami melainkan panitia. Tak apa, toh kita juga tetap merasa nyaman. Panitia pun menjelaskan bahwa susunan orang tersebut hanya formalitas saja, diperkenankan bagi yang merasa kesempitan atau tidak cocok untuk pindah kamar, asalkan masih satu spesies atau sejenis kelamin.

Kami berlima pun menyulap kamar yang sempit agar dapat menampung lima bagong gede (kecuali Ninda). Dua kasur yang terpisah, dipepet menjadi satu dan koper2 diatur rapi. Dalam hitungan menit selesai sudah desain interior baru kamar 207. Anak-anak dari kamar lain, khususnya genk populer sering bertengger di kamar kami, dan di sinilah tragedi mematikan terjadi.

Jet Coaster Ala Bebek 4 Tak

Hari pertama menapakkan kaki di Pulau Dewata. Bali mameeen!!! Haha, serasa turis asing gitu. Kunjungan ke Bali ini merupakan program kuliah kerja lapangan (KKL), dan objek pertama kita adalah Desa Pegayaman yang merupakan desa Islam di Bali. Kurang lebih satu jam dari penyeberangan Gilimanuk menuju desa tersebut, dan sampailah juga di objek yang pertama.

Eh ternyata ini baru pintu gerbangnya saja, dan untuk mencapai tempat penyambutan harus menggunakan ojek karena jarak tempuh sekitar 5km. Untuk menghemat biaya, satu ojek ditumpangi dua orang, dan aku duet dengan Yuni. Bisa banyangin kan bagaimana sempitnya jok dan tersiksanya ban motor ditimpa tiga bokong super bohai?!