Hari pertama menapakkan kaki di Pulau Dewata. Bali mameeen!!! Haha, serasa turis asing gitu. Kunjungan ke Bali ini merupakan program kuliah kerja lapangan (KKL), dan objek pertama kita adalah Desa Pegayaman yang merupakan desa Islam di Bali. Kurang lebih satu jam dari penyeberangan Gilimanuk menuju desa tersebut, dan sampailah juga di objek yang pertama.
Eh ternyata ini baru pintu gerbangnya saja, dan untuk mencapai tempat penyambutan harus menggunakan ojek karena jarak tempuh sekitar 5km. Untuk menghemat biaya, satu ojek ditumpangi dua orang, dan aku duet dengan Yuni. Bisa banyangin kan bagaimana sempitnya jok dan tersiksanya ban motor ditimpa tiga bokong super bohai?!
Tunggu dulu, ini belum seberapa coy. Yang lebih ajegilenya lagi, amang ojek itu gak segan-segan menggas motor hingga laju luar biasa! Buset dah, serasa naik jet coaster aje! Dan tanpa keamanan sama sekali! Ditambah keadaan jalan yang rusak dan bopeng-bopeng memacu adrenalin kami. Ajip banget! (Saya bersyukur masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan).
Setibanya di tempat penyambutan, kuota mahasiswa melebihi kapasitas mushola. Alhasil, aku dan Yuni memutuskan terjun langsung ke rumah penduduk. Dengan alibi membeli biskuit dan wafer, kami pun mendapat kesempatan mewawancarai pemilik toko yang ternyata pemilik pondok pesantren desa tersebut. Wah untung berlipat ki!
Usai bertugas, kami kembali ke rombongan. Bermesraan dengan Tuhan (sholat) dan menuju bis dengan jet coaster again! Entahlah rasanya hari pertama ini sepertinya kami sedikit apes. Bis 1 yang kami tumpangi menunggu di atas (karena daerah Desa Pegayaman merupakan perbukitan). Di bawah hujan yang dingin kami pun menapaki bukit (ini nyata, bukan rekayasa sinetron!), dengan bermodal payung kecil yang harus dibagi dua dengan tubuh yang segar (bayangin gedenya aku dan Yuni, hahahahah!).
Hampir 3km kami berjalan, bis 2 menghampiri dan memberi tumpangan hingga bis 1 berhasil di kejar. Kami pun pindah ke bis 1 dengan keadaan anyep, dingin, dan makin eksotik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar