Minggu, 30 Januari 2011

Dunia dalam Jurnalis

Setiap saat dunia mengalami perubahan, baik fisik maupun sosial. Perubahan-perubahan tersebut tentu menyimpan tanya masyarakat, seperti mengapa, siapa, kapan, bagaimana, dan lainnya. Adanya fenomena ini, maka muncullah pemikiran manusia untuk menciptakan suatu sarana yang dapat diterima khalayak ramai untuk mempermudah jalur distribusi berita. Hal inilah yang kemudian disebut dengan jurnalis.

Sebelum jurnalis, biasa orang menyebar kabar dengan metode "dari mulut ke mulut". Metode ini kurang efektif karena sering terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian yang berujung fatal. Maka jurnalis memegang peran penting dalam penyampaian informasi kepada orang lain.

Jurnalistik adalah suatu kegiatan mengumpul, menganalisa, menulis, menyunting, dan menyiarkan berita tentang peristiwa yang sedang terjadi atau dianggap penting. Jurnalistik merupakan ajang publikasi berbagai info di seluruh dunia. Media yang digunakan pun beragam, seperti televisi, internet, koran, radio, najalah, dan lain-lain.

Jurnalistik juga mengenal undang-undang yang disebut dengan Kode Etik Jurnalistik. Kode Etik Jurnalistik ini terdiri dari 11 pasal yang isinya mengatur cara dan sikap jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Adanya undang-undang pers ini diharapkan para "kuli tinta" dapat menjalankan tugasnya secara profesional serta dapat menjamin kebebasan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar.

Dewasa ini, jurnalistik atau biasa disebut pers, memegang peran penting dalam kehidupan sosial. Tidak hanya sebagai pusat informasi melainkan juga sebagai sarana hiburan dan pengetahuan sosial. Mengapa begitu?

Pers yang berkembang tidak hanya fokus pada suatu peristiwa tertentu, tetapi juga pada aspek-aspek lain yang dianggap menarik oleh publik. Lihat saja program infotainment atau reality show dunia seleberitis yang banyak diangkat oleh beberapa stasiun televisi, seperti Termehek-mehek, Orang Ketiga, Silet, Cek dan Ricek, serta Dunia Lain. Kebanyakan reality show menipu publik dengan menampilkan skenario yang sengaja dibuat. Namun meski terkesan tidak penting, program acara tersebut justru diminati masyarakat, terutama perempuan.

Selain itu, pers juga memiliki peran dalam pengendalian sosial, misal dalam kasus korupsi yang diusung oleh KPK. Sebagai media informasi, pers secara blak-blakan mmebuka aib para petinggi negara yang telah menyalahgunakan kekuasaan. Secara tidak langsung terdapat kontrol sosial antara pers dengan pejabat. Beberan kejahatan sebagai sanksi moral pada para pelaku agar malu. Masyarakat pun turut dalam pengendalian dengan melaporkan oknum-oknum terkait yang disinyalir melakukan penyelewangan. Tidak berhenti di situ, pengendalian dilakukan melalui opini-opini yang disampaikan masyarakat dalam media cetak maupun elektronik. Majunya zaman mempermudah manusia menyampaikan aspirasi, karena tugas pers yang lain adalah menyampaikan aspirasi.

Jurnalistik atau pers membuka mata dunia terhadap perdaban. Beragam informasi yang disajikan membuat kita tahu dan peka terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Jurnalistik pun akan selalu berusaha memberikan yang terbaik dan memperjuangkan kebenaran yang belum terungkap.

(dari tinta pertama mahasiswa, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar