Selasa, 02 Agustus 2011

Kenapa Aku Percaya Tuhan?

Salah satu tokoh sosiologi yang masih memberi pengaruh besar pada dunia saat ini pernah berkata, “Agama itu ciptaan manusia, dan Tuhan adalah hasil imajinasi yang sempurna." Begitu kira-kira Max Weber berfilosofi[1]. Lantas ketika Tuhan adalah "ciptaan" manusia, siapa yang menciptakan manusia?


Kemudian dia berkata lagi, “Ritual yang diciptakan itu buatan manusia.” Bicara tentang ini, aku setuju kalau semua ritual agama itu ciptaan manusia. Hanya saja ada tapinya. Kalau aku balik bertanya kenapa kita mentraktir pacar makan, kenapa membelikan hadiah, kenapa mengingat hari ulangtahunnya, kenapa sms dan telepon dia, kenapa mengelus kepala, kenapa memeluk, kenapa mencium? Sebagai bukti sayangkah? Begitu juga dengan ibadah, berdoa, pengakuan dosa, puasa, bernyanyi, membakar dupa, semedi, atau lainnya. Nabi atau manusia menciptakan itu atas perintah Tuhan. Seperti Nabi Muhammad SAW yang menjadikan sholat 5 waktu sebagai tiang agama, atau Sidartha Gautama yang bersemedi dan berkelana jauh guna mencapai kesempurnaan iman. Tuhan menginginkan itu sebagai bukti bahwa manusia mencintainya.

Pertanyaan lain yang kemudian muncul adalah, kenapa Tuhan perlu bukti? Bagiku semua cinta itu punya tujuan. Sama halnya kenapa orangtua mau membersarkan dan merawat kita. Mereka butuh perawat di hari tua, mereka butuh pembantu gratis di rumah, mereka butuh tenar dari gelar yang kita dapat, dan tentunya mereka butuh doa sebagai penyejuk dalam kubur. Aku pun setuju dengan salah satu lagu Ahmad Dhani bahwa sebagian besar manusia mencintai Tuhan karena surga dan neraka, atau pahala dan dosa. Tuhan pun tidak memberikan semua itu dengan percuma.

Tetapi bukankah Tuhan Maha Mengetahui, bahkan hati terdalam seorang manusia? Memang Tuhan Maha Mengetahui, tapi Tuhan juga Maha Adil. Iman itu tidak hanya sekedar pengakuan di hati, tetapi juga ucapan dan perbuatan.

“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. Sungguh hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas dengan apa yang telah dia usahakan.” (Taha: 14-15)

Ini bukan dalil. Hanya sekedar pendapat manusia dan sebagain kecil kepercayaanku. Tuhan yang lebih tahu jawabannya. Dan hal terpenting kenapa aku percaya Tuhan adalah karena aku meyakini-Nya.


[1] Salah satu teori Max Weber tentang agama dalam buku Teori Sosiologi Modern karya George Ritzer dan Douglas Goodman.

1 komentar:

  1. apakah tulisan ini menyalahi akidah? karena setahu saya tidak ada yang mengtahui tentang Tuhan, kecuali Tuhan itu sendiri.

    Mohon koreksiannya agar tidak menjadi sesat.

    terimakasih

    BalasHapus