Salah satu tokoh sosiologi yang masih memberi pengaruh besar pada dunia
saat ini pernah berkata, “Agama itu ciptaan manusia, dan Tuhan adalah hasil
imajinasi yang sempurna." Begitu kira-kira Max Weber berfilosofi[1].
Lantas ketika Tuhan adalah "ciptaan" manusia, siapa yang menciptakan
manusia?
Kemudian dia berkata lagi, “Ritual yang diciptakan itu
buatan manusia.” Bicara tentang ini, aku setuju kalau semua ritual agama itu
ciptaan manusia. Hanya saja ada tapinya.
Kalau aku balik bertanya kenapa kita mentraktir
pacar makan, kenapa membelikan hadiah, kenapa mengingat hari ulangtahunnya,
kenapa sms dan telepon dia, kenapa mengelus kepala, kenapa memeluk, kenapa
mencium? Sebagai bukti sayangkah? Begitu juga dengan ibadah, berdoa, pengakuan
dosa, puasa, bernyanyi, membakar dupa, semedi, atau lainnya. Nabi atau manusia
menciptakan itu atas perintah Tuhan. Seperti Nabi Muhammad SAW yang menjadikan
sholat 5 waktu sebagai tiang agama, atau Sidartha Gautama yang bersemedi dan
berkelana jauh guna mencapai kesempurnaan iman. Tuhan menginginkan itu sebagai
bukti bahwa manusia mencintainya.
Pertanyaan lain yang kemudian muncul adalah, kenapa
Tuhan perlu bukti? Bagiku semua cinta itu punya tujuan. Sama halnya kenapa
orangtua mau membersarkan dan merawat kita. Mereka butuh perawat di hari tua,
mereka butuh pembantu gratis di rumah, mereka butuh tenar dari gelar yang kita
dapat, dan tentunya mereka butuh doa sebagai penyejuk dalam kubur. Aku pun
setuju dengan salah satu lagu Ahmad Dhani bahwa sebagian besar manusia mencintai
Tuhan karena surga dan neraka, atau pahala dan dosa. Tuhan pun tidak memberikan
semua itu dengan percuma.
Tetapi bukankah Tuhan Maha Mengetahui, bahkan hati
terdalam seorang manusia? Memang Tuhan Maha Mengetahui, tapi Tuhan juga Maha
Adil. Iman itu tidak hanya sekedar pengakuan di hati, tetapi juga ucapan dan
perbuatan.
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku,
maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. Sungguh hari
Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas
dengan apa yang telah dia usahakan.” (Taha: 14-15)
Ini bukan dalil. Hanya sekedar pendapat manusia dan
sebagain kecil kepercayaanku. Tuhan yang lebih tahu jawabannya. Dan hal
terpenting kenapa aku percaya Tuhan adalah karena aku meyakini-Nya.
[1] Salah satu
teori Max Weber tentang agama dalam buku Teori Sosiologi Modern karya George
Ritzer dan Douglas Goodman.
apakah tulisan ini menyalahi akidah? karena setahu saya tidak ada yang mengtahui tentang Tuhan, kecuali Tuhan itu sendiri.
BalasHapusMohon koreksiannya agar tidak menjadi sesat.
terimakasih